PASTA GIGI PEPSODENT
NPM : 30107834
TUGAS : Implemntasi Sistem Informasi
GAMBARAN KASUS
Beberapa tahun terakhir ini perkembangan dunia bisnis sangat cepat, bahkan di luar dugaan. Hal ini membuat pihak-pihak yang terlibat di dalamnya harus bekerja keras agar keberadaannya tetap diakui oleh pelanggan mereka. Jika dahulu pelanggan membutuhkan sesuatu untuk pemutih gigi, mereka akan dapat dengan cepat mendapatkannya. Hal ini terjadi karena pasta gigi yang ada ditujukan untuk semua orang (semua segmen pasar).
Saat ini jika kita membutuhkan pasta gigi, akan terdapat banyak pilihan yang ditawarkan antara lain Pepsodent, Close-Up, Ciptadent, dan lain-lain. Keadaan ini akan membuat kesulitan tersendiri bagi pelanggan untuk memilih. Semakin beragamnya jenis dan macam pasta gigi (dan produk lainnya) menggambarkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis.
Semakin bervariasinya merek dan jenis produk menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat hanya berdiam diri dalam melakukan bisnisnya. Perusahaan harus mulai berpikir untuk mengalahkan para pesaingnya. Hanya perusahaan yang betul-betul kuat yang akan memenangkan persaingan. Dalam usahanya menuju perusahaan yang kuat, para pengambil keputusan (Chief Executive Officers) di dalam perusahaan Unilever diwajibkan untuk merubah cara berpikir mereka. Jika dahulu mereka berpikir hanya untuk mencari keuntungan semata, saat ini mereka harus berpikir secara strategis untuk mempertahankan produknya agar tetap exist.
Bagaimana kunci sukses pepsodent menjadi pemimpin pasar di pasta gigi bahkan menggusur merek Odol yang pertama kali masuk ke pasar dan di benak konsumen Indonesia? Sehingga, kata Odol sendiri menjadi identik dengan pasta gigi hingga sekarang.
Di umur 60 tahun, Unilever Indonesia semakin menunjukkan keperkasaannya terutama pada produk pasta gigi. Pepsodent awal tahun 80-an hanya memiliki tema positioning pada gigi lebih putih dan sehat dengan kalimat penyempurnaan “perawatan kesehatan gigi”, maka belakangan ini Pepsodent menambah nilai menjadi “penguat gigi”, sehingga gigi tetap utuh dalam usia senja.
Kata kunci setiap produk untuk tetap bertahan tergantung seberapa inovatif sebuah produk mengikuti produk life cycle (PLC). Pepsodent juga menjalankan PLC secara konsisten.
Mengawali siklus hidupnya, Pepsodent dikenal sebagai pasta gigi yang membuat gigi lebih putih lalu berkembang untuk menguatkan gigi. Setelah itu, kemudian dilengkapi dengan baking soda, setelah sebelumnya sukses dengan Pepsodent Zinc zitrate dan Triclosant. Beberapa tahun sebelum sukses dengan nilai tambahan tersebut, telah sukses dengan Fluoride dan Kalsium. Perkembangan terakhir ini, fluoride ditambah menjadi Fluoride bicarbonate calcium, bahkan diperluas dengan Fluoride washmouth.
Di samping mengembangkan produk content sebagai bagian produk life cycle strategi, Pepsodent juga terus melakukan inovasi dalam kemasan, rasa, warna, bentuk, ukuran dan merancang produknya sesuai dengan segmentasi pasarnya yakni dewasa dan anak-anak.
Kemasan Pepsodent dibuat dari plastik lentur dan tutup yang lebih adaptif setelah sebelumnya dari aluminium dan tutup lepas. Rasanya dibagi sesuai dengan cita rasa buah-buahan atau rasa mint. Selain itu warnanya disesuaikan dengan warna-warna trendi, yakni putih dan hijau baik isi maupun kemasannya. Ukurannya diatur dari kecil, sedang, hingga besar. Sehingga praktis mempengaruhi harga.
Namun, Product Life Cycle (PLC) yang menjadi kerangka kebijaksanaan tetap sulit berhasil apabila tidak ditunjang oleh komunikasi pemasaran yang kreatif dan mengkomunikasikannya terus menerus dan konsisten melalui berbagai media. Tapi Pepsodent dapat menjalankannya dengan baik.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan lagi menjadi hal yang baru. Persaingan di dunia bisnis kerap terjadi terutama dalam hal menggaet konsumen sebanyak – banyaknya. Dengan adanya perubahan selera konsumen, teknologi dan persaingan yang pesat, perusahaan berusaha mengembangkan secara terus–menerus produk dan layanannya. Pengembangan dan desain produk yang baik mutunya merupakan kunci kesuksesan di dunia bisnis.
Alasan Pendesainan Produk
Dalam membuat desain produknya, perusahaan memiliki berbagai alasan dilihat dari beberapa bidang, antara lain :
1. Bidang Ekonomi
Di bidang ekonomi, perusahaan melihat semakin banyaknya produk baru yang bermunculan akibat terjadi krisis ekonomi (krismon), sehingga perusahaan harus terus melakukan inovasi terhadap produknya agar tidak kalah dalam persaingan.
Di bidang sosial, perusahaan melakukan pendesainan produk dengan berdasarkan pada data kependudukan. Maksudnya, perusahaan membuat produk denganmemperhatikan data kependudukan yang menunjukkan jumlah penduduk yang paling dominant, misalnya wanita jumlahnya lebih banyak dar pria, maka produk akan didesain dengan lebih menfokuskan pada kebutuhan wanita.
Di bidang demografi, dilihat dari usia kependudukan, biasanya suatu perusahaan mencari penduduk dengan usia yang paling banyak memiliki kebutuhan yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan dalam perusahaannya.
Perusahaan berusaha mendesain produknya sebaik mungkin agar dapat laku di pasaran. Di bidang politik dan hukum, perusahaan cenderung lebih melihat pada konteks globalnya.
Dahulu sebagian besar perusahaan melihat perusahaan lain sebagai pesaing dan harus disingkirkan agar tidak membahayakan keberadaan produknya di pasaran. Akan tetapi, dewasa ini perusahaan lebih cenderung untuk melakukan koopetisi (bekerja sama) dengan perusahaan lain dalam mengembangkan produknya dan saling berbagi keuntungan sehingga baik antarperusahaan tidak lagi saling menjatuhkan tapi malah saling membantu dala menjalankan usaha.
Teknologi adalah salah satu hal yang penting dalam pendesainan produk karena semakin maju teknologi yang digunakan perusahaan dalam mendesain (membuat) produknya maka akan tercipta keefisienan yang lebih baik. Teknologi akan membantu pekerjaan yang biasanya dilakukan secara manual menjadi lebih cepat.
Tujuan Pendesainan Produk
Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dalam pendesainan produk yaitu :
a. Focus utama, yaitu untuk memenuhi apa yang menjadi kepuasan pelangga. Perusahaan berusaha untuk memenuhi sagala sesuatu yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan agar mereka tidak lari ke pesaing dan tetap menyukai produk yang dihasilkan perusahaan.
b. Focus pendukung, meliputi :
- Fungsi produk atau layanan ? akan berpengaruh pada feature produk.
- Biaya atau profit ? berusaha minimumkan biaya dan maksimalkan laba.
- Kualitas
- Tampilan produk ?dari segi warna, desain, dsb.
- Proses perakitan
- Menjaga layanan terhadap pelanggan.
Berbagai Isu Terkait dengan Pendesainan Produk atau Layanan
- HUKUM
- FDA, OSHA, IRS
- Product liability ? suatu perusahaan manufaktur mempunyai liabilitas / kewajiban untuk bertanggung jawab terhadap kerusakan – kerusakan (yang dialami konsumen) yang disebabkan oleh produk yang salah perancangannya.
- Uniform commercial code ? bila perusahaan menghasilkan produk harus bisa digunakan / berfungsi sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
Berbagai Isu Terkait dengan Pendesainan Produk / Jasa
Product Life Cycle (PLC)
Setiap produk sama halnya dengan manusia, juga memiliki suatu siklus hidup, yaitu dilahirkan, melalui beberapa tahap pendewasaan, hingga akhirnya mati ketika ada produk baru yang dapat lebih memuaskan kebutuhan konsumen.
- Karena tiap produk pada akhirnya akan mengalami penurunan, maka perusahaan harus pintar mengembangkan produk baru untuk menggantikan produk lamanya agar tidak didahului pesaing dalam menguasai pasar.
- Perusahaan juga harus pandai mengadaptasikan strategi – strategi pengembangan produk barunya supaya dapat menghadapi perubahan selera, teknologi dan persaingan selama produk melalui tahap – tahap siklus hidup produk.
Tahap pertama ini dimulai saat awal kehidupan produk dan proses; mulanya inovasi dirangsang oleh kebutuhan di pasar. Inovasi proses juga dirangsang oleh kebutuhan untuk memperbesar tingkat output.
Tahap pertama dinamakan “maksimisasi kinerja” untuk produk dan jasa dan “tak terkoordinasi” untuk proses. Laju inovasi produk yang tinggi memperbesar kemungkinan besarnya keragaman produk. Akibatnya, proses produksi sebagian besar terdiri atas operasi manual dan tidak standar. Sistem produksi mungkin terfokus tetapi karakteristiknya tak terkoordinasi karena tata hubungan antaroperasi yang diperlukan masih belum jelas. Pada tahap ini pula produk didesain dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (low volume).
2. Growth
Persaingan harga menjadi lebih ketat pada tahap pertumbuhan ini. Desain sistem produksi menekankan minimisasi biaya ketika persaingan di pasar mulai menekankan pada harga. Proses produksi menjadi lebih padat-modal dan lebih terintegrasi melalui perencanaan dan pengendalian produksi. Pendesainan produk pun mulai dikembangkan hingga dapat diterima baik oleh pasar.
Pada tahap ini, proses produksi seringkali bersifat tersegmentasi. Ini trjadi sebagian karena integrasi berlangsung di tingkat yang lebih luas melalui sistem pengedalian manajerial dan sebagian karena tipe sistem yang dominan adalah sistem yang terfokus pada proses. Tapi walaupun inovasi proses mendominasi tetapi baik inovasi proses maupun produk tetap dirangsang oleh teknologi.
3. Maturity
Ketika keseluruhan sistem mencapai tahap pendewasaan, inovasi cenderung sebagian besar dirangsang oleh biaya (cost stimulated). Persaingan harga yang lebih jauh makin menekankan perlunya strategi meminimalkan biaya, dan proses produksi menjadi lebih padat-modal lagi dan terfokus pada produk.
Proses produksi dalam hal ini pendesainan produk menjadi sangat terstrukstur dan terintegrasi sehingga sulit untuk membuat perubahan (few design change) karena setiap perubahan akan menimbulakan interaksi yang sangat besar dengan operasi – operasi dalam proses. Oleh karena itu, tahap pendewasaan ini sering disebut titik puncak dari daur hidup produk / layanan(jasa).
4. Decline
Tahap ini merupakan tahap akhir yang paling ditakuti oleh sebagian besar perusahaan karena pada tahap ini perusahaan harus membuat suatu strategi pendesainan agar produknya dapat bertahan di pasar (tidak hilang dari peredaran). Strategi ini dapat berupa pendesainan ulang produknya agar lebih menarik misalnya dengan mengganti kemasannya. Bila perusahaan tidak berhasil menemukan strategi yang jitu dapat terjadi produknya akan digantikan oleh produk pesaingnya.
2. Biaya pendesainan produk lebih murah.
3. Mengurangi biaya dan waktu training (pelatihan).
4. Aktivitas pembelian menjadi lebih rutin dan mudah untuk ditangani
5. Pemenuhan order sediaan (inventory).
6. Kesempatan untuk produksi jangka panjang dan otomatisasi.
7. Hanya membutuhkan beberapa komponen untuk penyesuaian agar dapat mendesain produk secara sempurna dan memperbaiki prosedur pengendalian kualitas.
2. Biaya perubahan desain tinggi.
3. Mengurangi variasi produk bagi pelanggan.
2. Perluasan dari produk atau layanan yang telah ada sebelumnya.
3. Meniru produk atau layanan dari pesaing.
4. Menciptakan produk baru.
- Berdasarkan rantai pasok
- Berdasarkan pesaing
- Berdasarkan riset
3. Spesifikasi produk ? produk apa saja yang ditawarkan pada pelanggan.
4. Spesifikasi proses ? proses dimulai dari mana.
5. Pengembangan prototype ? mengembangkan contok produk (miniature).
6. Melihat ulang desain
7. Pengetesan di pasar (market test) ? bagikan sample produk.
8. Pengenalan produk ? mulai melakukan promosi produk.
9. Evaluasi lebih lanjut ? mengevaluasi produk berdasarkan market test.
BAB III
PEMBAHASAN
Semakin beragamnya produk yang ditawarkan di pasar menggambarkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis.
Pendesainan produk yang dilakukan Unilever terhadap Pepsodent, terutama ditujukan untuk memenuhi kepuasan konsumen (customer satisfaction).
Semakin berkembangnya zaman mendorong Pepsodent untuk semakin meningkatkan kualitas produknya dan sedapat mungkin menekan biaya produksi. Selain itu, karena adanya berbagai permintaan konsumen, maka Pepsodent mengembangkan produknya dengan menciptakan berbagai jenis, misalnya pepsodent herbal, pepsodent triple action, pepsodent plus whitening, pepsodent complete care.
Kemasannya dibuat dari plastik lentur dan tutup yang lebih adaptif setelah sebelumnya dari aluminium dan tutup lepas. Rasanya dibagi sesuai dengan cita rasa buah-buahan atau rasa mint. Selain itu, warnanya disesuaikan dengan warna-warna trendi, yakni putih dan hijau baik isi maupun kemasannya. Ukurannya diatur dari kecil, sedang, hingga besar, sehingga lebih praktis dan cukup mempengaruhi harga.
Dari data yang disebutkan di atas Pepsodent berhasil menghasilkan atau menggerakkan 3 hal, yaitu :
- Line extention, yakni mengembangkan item produk dengan kategori yang sama dengan menggunakan merek yang sama seperti rasa, bentuk, warna, dan kemasan.
- Brand extention, yakni mengembangkan sebuah produk dengan kategori baru tetapi merek tetap sama. Hal ini dilakukan Pepsodent sewaktu meluncurkan sikat gigi, sehingga sikat giginya secara tidak langsung akan berhadapan dengan merek Jordan, Oral-B, Formula, dan sebagainya. Hal ini memungkinan suatu merek akan kehilangan positioning, sehingga ada peluang besar untuk terjadinya Brand dilution, yakni konsumen tidak lagi memiliki preferensi terhadap produk yang dimiliki semula. Ini dapat membuka kesempatan emas bagi pesaing-pesaing yang tanggap dan lebih inovatif.
- Multi brand, yakni merek baru diperkenalkan dengan merek yang berbeda namun masih dalam kategori yang sama. Hal ini dengan manis dilakukan oleh Pepsodent dengan meluncurkan Close-Up.
PENUTUP
Kesimpulan
- Pendesainan produk yang dilakukan Unilever trhadap Pepsodent terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
- Pepsodent membuat segmentasi pasar terbagi dua yakni dewasa dan anak-anak.
- Pepsodent telah memenuhi standar kesehatan karena terdapat label halal pada kemasannya.
- Untuk masalah yang terkait dengan degree of newness dari pendesainan suatu produk, Pepsodent telah melakukan banyak inovasi pada produknya dengan menambahkan zat-zat tertentu ke dalam produknya, melakukan inovasi kemasan, rasa, bentuk dan ukuran.
- Pepsodent berhasil melakukan line extention, brand extention dan multibrand extention.
Saran
- Bagi Perusahaan Agar perusahaan dapat lebih mengembangkan produknya dengan melakukan banyak inovasi, selain itu peerusahaan diharapkan dapat lebih memperhatikan lingkungan dari limbah atau kemasan bekas produknya.
- Bagi Pemerintah Agar pemerintah dapat bertindak tegas dengan membuat peraturan bagi perusahaan dalam hal pelaksanaan produksinya maupun penjagaaan kelestarian lingkungan.