TUGAS : Implementasi Sistem Informasi
Permasalahan
Bervariasinya merek dan jenis produk menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat hanya berdiam diri dalam melakukan bisnisnya. Perusahaan harus mulai berpikir untuk mengalahkan para pesaingnya. Hanya perusahaan yang betul-betul kuat yang akan memenangkan persaingan. Dalam usahannya menuju perusahaan yang kuat, para pengambil keputusan (Chief Executive Officers) didalam perusahaan Unilever diwajibkan untuk merubah cara berpikir mereka. Jika dahulu mereka berpikir hanya untuk mencari keuntungan semata, saat ini mereka harus berpikir secara strategis untuk mempertahankan produknya agar tetap eksis.
Bagaimana kunci sukses pepsodent menjadi pemimpin pasar di pasta gigi bahkan menggusur merek Odol yang pertama kali masuk ke pasar dan di benak konsumen Indonesia? Sehingga, kata Odol sendiri menjadi identik dengan pasta gigi hingga sekarang.
Tahap Perkenalan Pertumbuhan Dewasa Menurun
Penjualan Pertumbuhan lambat Pertumbuhan cepat Stabil Menurun
Keuntungan Negatif Maksimal Menurun Menurun
Daur kehidupan produk, yang diperkenalkan tahun 1950, mencoba menganalisa suatu produk berdasarkan perubahan yang terjadi pada tingkat penjualannya. Prinsipnya analisa ini mengatakan bahwa suatu produk akan melalui suatu siklus kehidupan (life cycle) seperti hanya manusia yaitu kelahiran, pertumbuhan, dewasa, dan akhirnya masa tua (meninggal). Seperti pada gambar diatas, kehidupan suatu produk dibagi menjadi 4 tahap yaitu Introduction (perkenalan), Growth (pertumbuhan), Mature (dewasa), dan Decline (masa menurun).
2. Introduction (perkenalan)
Dalam masa perkenalan sebuah produk, penjualan mulai dari nol dan meningkat secara perlahan-lahan. Keuntungan pada tahap ini akan menunjukkan jumlah yang negatif karena besarnya biaya yang dikeluarkan untuk penelitian dan promosi dan tidak dapat diimbangi oleh tingkat penjualan yang masih rendah.
3. Growth (tahap pertumbuhan)
Selama tahap ini penjualan meningkat secara cepat dan kemudian diikuti dengan peningkatan yang rendah. Tahap ini merupakan suatu periode dimana suatu produk mempunyai tingkat penjualan yang tinggi serta menghasilkan keuntungan yang paling maksimal. Persaingan belum begitu ketat.
Pada tahap ini penjualan mencapai titik paling maksimal dan kemudian menurun sehingga keuntungan yang diperoleh menjadi kecil hal ini akibat dari munculnya banyak pesaing yang menjual produk serupa. Periode ini akan berlangsung beberapa tahun, sehingga perusahaan dapat menggunakan strategi kepemimpinan biaya menyeluruh, atau deferensiasi.
5. Decline (penurunan)
Selama tahap ini baik penjualan maupun keuntungan akan turun terus sampai akhirnya produk tersebut ditarik dari pasar. Untuk tahap ini dapat digunakan strategi kepemimpinan biaya atau fokus-kepemimpinan biaya menyeluruh.
6. Positioning
Positioning adalah menempatkan suatu produk pada alam pikiran konsumen. Konsep positioning memberikan beberapa cara untuk menempatkan posisi produk
1. Dalam pasar yang masih “kosong”, produk dapat menempati posisi anak tangga pertama dalam persepsi konsumen.
2. Dalam pasar yang sudah “terisi”, harus dicari pangsa pasar yang lowong dengan cara menciptakan desain, ukuran, harga, distribusi, demografi, periklanan, dan sebagainya.
3. Dalam pasar yang sudah “penuh”, artinya tidak ada pangsa pasar yang lowong maka harus menggeser saingan yang ada.
Di umur 60 tahun, Unilever Indonesia semakin menunjukkan keperkasaannya terutama di pasta gigi. Pepsodent awal tahun 80-an hanya memiliki tema positioning pada gigi lebih putih dan sehat dengan kalimat penyempurnaan “perawatan kesehatan gigi”, maka tahun belakangan ini menambah nilainya menjadi “penguat gigi, sehingga gigi tetap utuh dalam usia senja” bersamaan dengan inovasi yang dilakukan terus menerus, semakin memperkokoh kedudukannya, bukan lagi sebagai pasta gigi semata, tetapi menjadi penyangga kesehatan dan penguat ketahanan gigi.
“Pesan” ini dikomunikasikan terus menerus seolah-olah tidak akan pernah memberi nafas pesaing-pesaingnya yang datang kemudian
Kata kunci setiap produk untuk tetap bertahan tergantung seberapa inovatif sebuah produk mengikuti produk life cycle (PLC) yang harus diperbaharui memenuhi selera konsumen yang berubah, berkembang dan tumbuh bersama dengan pola-pola perilaku dan tuntutan masyarakat. Pepsodent menjalankan PLC secara konsisten.
Pepsodent kemudian dilengkapi dengan baking soda, setelah sebelumnya sukses dengan Pepsodent Zinc zitrate dan Triclosant. Beberapa tahun sebelum sukses dengan nilai tambahan tersebut, telah sukses dengan Fluoride dan Kalsium
Sehingga terakhir ini fluoride di tambah menjadi Fluoride bicarbonate calcium. Bahkan di perluas dengan Fluoride washmouth.
Di samping mengembangkan produk content sebagai bagian produk life cycle strategi, juga terus melakukan inovasi dalam kemasan, rasa, warna, bentuk, ukuran dan merancang produknya sesuai dengan segmentasi pasarnya yakni dewasa dan anak-anak.
Kemasannya di buat dari plastik lentur dan tutup yang lebih adaptif setelah sebelumnya dari aluminium dan tutup lepas. Rasanya dibagi sesuai dengan cita rasa buah-buahan atau rasa mint.
Selain itu warnanya disesuaikan dengan warna-warna trendi, yakni putih dan hijau baik isi maupun kemasannya. Ukurannya diatur dari kecil, sedang, hingga besar. Sehingga praktis mempengaruhi harga.
Dan yang sungguh menarik adalah pepsodent membuat segmentasi pasarnya yang terang-terangan dibagi 2, yakni dewasa dan anak-anak. Inilah cara inovasi yang perlu dipelajari.
Namun PLC yang menjadi kerangka kebijaksanaannya tentu saja sulit berhasil apabila tidak ditunjang oleh komunikasi pemasaran yang kreatif dan mengkomunikasikannya terus menerus dan konsisten melalui berbagi media. Tapi pepsodent menjalankannya dengan baik. Karena itu, barangkali menarik, menilik, dan menyimpulkan produk dan brand strategy yang dikembangkannya.
Dari data yang disebutkan pepsodent menggerakkan pertama, Line extention yakni mengembangkan item produk dengan kategori yang sama dengan menggunakan merek yang sama seperti rasa, bentuk, warna, dan kemasan.
Kedua, Brand extention yakni mengembangkan sebuah produk dengan kategori baru tetapi tetap merek yang sama. Dan ini dilakukan oleh pepsodent sewaktu meluncurkan sikat gigi.
Sehingga, sikat giginya praktis akan berhadapan langsung dengan merek Jordan, Oral-B, Formula, dan sebagainya.
Hal ini tentu saja ada bahannya karena kemungkinan nama mereknya akan kehilangan positioning, sehingga peluang terjadinya Brand dilution yakni konsumen tidak lagi memiliki prefensi terhadap produk yang dimiliki semula akan terbuka. Dan ini kesempatan emas juga bagi pesaing-pesaing yang tanggap dan lebih inovatif.
Ketiga, Multi brand yakni merek baru diperkenalkan dengan merek yang berbeda namun masih dalam kategori yang sama. Hal ini dengan manis dilakukan oleh pepsodent dengan meluncurkan Close-Up.
Sukses pepsodent bukan tidak diikuti oleh pesaing-pesaing, baik lama maupun baru grup orang tua hampir serupa dalam mengikuti gerak-geriknya terutama dengan 2 merek yang dimilikinya yakni Formula, dan sikat giginya.
Dan pertarungan di pasar ini terus dikayuh. Pesaingnya pun adalah para raksasa multinational termasuk Colgate (Palmolive, Amerika), Darlie yang semula bernama Darkie (Hawley dan Hazel, Hongkong), Oral-B (Oral-B limited, Australia), dan Ciptadent (Lion corporation, Jepang).
Sedangkan di pasar anak-anak menghadang sejumlah spesialist seperti Cusson kids, Zwitsal, dan Pigeon. Namun itulah Pepsodent mampu menghalau pesaing-pesaingnya dari berbagai serangan di setiap front. Senjata pamungkasnya adalah inovasi dan eksekusi pemasaran yang juga kreatif dan konsisten.
Kesimpulan
Untuk mempertahankan sebuah produk, kita memerlukan strategi pemasaran yang tepat. Untuk itu diperlukan informasi yang selengkap-lengkapnya mengenai keberadaan pasar secara rinci sehingga mempermudah pengambilan keputusan strategi mana yang akan di ambil.
Saran
Oleh karena itu, kami memperkenalkan konsep pemasaran yang lebih maju, yang diharapkan dapat memenuhi persyaratan teoritis maupun praktis. Konsep ini dinamakan konsep pemasaran strategis yang menjelaskan bahwa perusahaan harus memenuhi kebutuhan pelanggan sekaligus mencapai keunggulan daya saing berkelanjutan. Konsep pemasaran tersebut terdiri dari 4 cagak, yaitu :
1. Fokus pada pasar
2. Orientasi pelanggan
3. Orientasi pesaing
4. Koordinasi antara fungsi dengan tujuan untuk mencapai kemampuan berlaba jangka panjang.